Senin, 30 September 2013

Review Presentasi Jurnal Kelompok

Selasa, 24 Sept 2013:
- Presentasi Kelompok 4: " Sexual Relationships of elderly males who have lost their spouse"
Latar belakang penelitian ini adalah jepang mempunyai latar belakang sosial dan budaya dimana kehidupan lansia dianggap negatif dan tidak dihormati. Alasan penolakan yaitu kesalahpahaman sosial, akibat harapan hidup pendek, dan penolakan nilai sosial mereka karena kecil kemungkinan untuk bereproduksi pernikahan mereka yang baru.
Rumusan masalahnya: Bagaimana hubungan mesra dengan lawan jenis terbentuk? Bagaimana mereka berperilaku dalam kehidupannya?
Tujuan penelitian: bagaimana laki-laki lansia memperoleh hubungan seksual setelah kehilangan pasangan mereka dan sebagai hasilnya seperti apa hubungan sosial yang mereka capai.
Sample: 3 orang duda berusia diatas 60 tahun.
Metode: Wawancara dan Observasi.
Penelitian pendukung, kesehatan seksual merupakan komponen penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan itu terkait dengan fungsi fisik dan hasrat.
Analisis dan observasi: kebiasaan baru dan keluar dari norma hidup bersama anak-anaknya yang sudah menikah, mulai mencari pasangan baru.

- Presentasi Kelompok 6: "Pelatihan Regulasi emosi untuk menurunkan perilaku agresif pada anak"
Fenomena: Maraknya perilaku agresif pada anak saat ini banyak terjadi di Indonesia. Anak-anak tidak mengenal arti agresif, akan tetapi mereka sering melakukannya. Bentuk-bentuk agresif yang ditampilkan antara lain: menghina, menolak melakukan tugas, melempar barang, mencubit, menendang, mendorong untuk mendapatkan keinginan, mengganggu teman, memukul, mudah marah dan berkelahi serta usil (Elisabeth, 2007).

Masalah Penelitian: Apakah pelatihan regulasi emosi dapat menurunkan perilaku agresif pada anak masa sekolah kelas V SD yang berusia 10 tahun?
Sample: 2 orang siswa yang berumur 10 tahun yang berperilaku agresif.
Metode Pengumpulan data: Observasi perilaku dilakukan pada saat enam hari sebelum pelatihan (tahap A), enam hari sesudah pelatihan (tahap B) dan empat hari pada follow-up.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan regulasi emosi dapat menurunkan perilaku agresif pada subjek penelitian ini, yaitu anak kelas V SD, berusia 10 tahun dan melakukan perilaku agresif fisik (menendang, memukul, merebut paksa, mengganggu atau usil dan mendorong) serta agresif verbal (mengejek, berteriak-teriak, membentak dan berkata kotor/ kasar). Kemampuan anak untuk melakukan regulasi emosi, yaitu menilai, mengatur dan mengungkapkan emosinya secara tepat dapat mengurangi munculnya perilaku agresif pada anak.
*Presentasi kelompok 6 ini kurang menjelaskan bagaimana tahap observasi dan bagaimana cara regulasi emosinya.


- Presentasi kelompok 1: "Kartu motivasi sebagai bentuk dukungan sosial dalm proses perawatan pada anak kanker LLA yang diberikan oleh orang tua dan tinjauan dari agama islam"
Fenomena: jumlah pasien yang terdiagnosakanker meningkat. Anak penderita kanker LLA yang sedang menjalankan perwatan di Rumah sakit mengalami perubahan fisik, perilaku dan emosional.
Rumusan masalah: bagaimana efektivitas pemberian kartu motivasi sebagai bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak yang sedang menjalani proses perawatan kanker LLA?
Metode penelitia: menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus.
Responden berjumlah 6 orang.
Metode pengumpulan data: Observasi dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian: Pada penelitian ini kartu motivasi menjadi salah satu komunikasi orang tua kepada anak yang terdiagnosa kanker LLA. Komunikasi seperti ini dinyatakan sebagai bentuk komunikasi terapeutik, dimana komunikasi tersebut bersifat penyembuhan.

- Presentasi kelompok 2: "Mengurangi Kecemasan Konseli Mengikuti Ujian Nasional Melalui Konseling Kelompok dengan Strategi Relaksasi"
Fenomena: Memasuki semester genap para guru, murid dan orang tua murid bersiap-siap menyambut datangnya pelaksanaan Ujian Nasional yang setiap tahun ditunggu-tunggu khususnya oleh siswa kelas IX di jenjang Sekolah Menengah Pertama. Menghadapi ujian nasional, banyak permasalahan yang akan dihadapi oleh konseli.
Rumusan Masalah: Apakah Konseling kelompok dengan relaksasi dapat mengurangi kecemasan konseli pada saat Ujian Nasional?
Tujuan penelitian: Membantu konseli mengatasi masalah kecemasan menghadapi ujian, juga untuk meningkatkan aktivitas konseli dalam layanan konseling kelompok.
Sample terdiri dari 12 orang, 4 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.
Metode pengumpulan data: Observasi dan angket yang dianalisi secara kualitatif berdasarkan hasil refleksi jawaban positif dari konseli yang mengalami kecemasan.
Hasil: Konseling kelompok strategi relaksasi dapat membantu konseli mengatasi masalah kecemasan juga dapat meningkatkan aktivitas dalam layanan konseling kelompok. 
- Presentasi kelompok 5: "Pengaruh program "empati plus" terhadap kepercayaan interpersonal pecandu narkoba"

Fenomena: pengguna narkoba di indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Dalam penelitian kualitatif didapatkan bahwa perasaan tidak diperhatikan dan kehilangan kasih sayang merupakan suatu penghambat dalam proses penyembuhan mereka. Salah satu pendekatan psikologis yang biasanya diaplikasikan adalah konseling. Konselor merupakan faktor penting dalam kegiatan konseling.
Karakteristik Subjek: Enam orang pekerja sosial yang bertugas sebagai konselor TC dari panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Metode Penelitian:Observasi.
Desain Penelitian: Kuasi eksperimen. 
Rumusan Masalah: Apakah kepercayaan klien kepada para konselor akan meningkat seiring dengan pelaksanaan program empati plus dalam proses konseling?
Hasil: Menunjukkan terjadinya peningkatan kepercayaan interpersonal klien terhadap konselor TC setelah dilakukannya intervensi. Peningkatan yang terjadi tidak terlalu tinggi, terlihat dari skor pre test yang awalnya memang sudah cukup tinggi, rerata skor diatas diperoleh dari penjumlahan skor per klien dari skala kepercayaan interpersonal yang diberikan.

Sumber Jurnal:
- Nama Peneliti: Yumiko Nakahara, dari anima, Indonesian Psychological Journal, 2010 Vol. 25, No. 2, 151-158 (Kelompok 4).
- Nama Peneliti: Yustisi Maharani Syahadat, Humanitas, Vol. X No.1 Januari 2013. (Kelompok 6).
- Nama Peneliti: Nurelly, Meta Rahmadiana Fakultas Psikologi, Universitas YARSI (Kelompok 1).
- Nama Peneliti: Sri Wahyuni, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbungan Vol. 13, No.1, Juli 2013 Universitas Negri Surabaya. (Kelompok 2).
- Nama Peneliti: Rina Rahmatika, M.Psi Fakultas Psikologi Universitas YARSI (Kelompok 5). 

Minggu, 22 September 2013

Diskusi Materi Rekrutmen dan Seleksi



Materi Managemen SDM  "Rekrutmen dan Seleksi", tanggal 20 Sept :

-  Perekrutan adalah hal yang lebih kompleks dari apa yang dipikirkan oleh seorang manajer. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan penempatan iklan atau memanggil agen pekerjaan. Pertama, upaya perekrutan anda harus sesuai dengan rencana strategis perusahaan. Kedua, beberapa metode perekrutan lebih baik dari yang lain, bergantung pada jenis pekerjaan yang anda rekrut dan menjadi sumber anda. Ketiga, keberhasilan rekrutmen anda bergantung pada luasan area masalah dan kebijakan non rekrutmen SDM.

- Ada beberapa keuntungan melakukan sentralisasi fungsi perekrutan yaitu, sentralisasi memudahkan untuk mengaplikasikan pioritas strategis perusahaan secara keseluruhan. Perekrutan secara terpusat memiliki keuntungan lain yaitu, mengurangi duplikasi (memiliki beberapa kantor perekrutan), memudahkan untuk menyebarluaskan biaya dari teknologi baru (seperti solusi perekrutan dan penyaringan berbasis Internet) pada lebih banyak departemen, membentuk tim ahli perekrutan, dan memudahkan untuk mengidentifikasi mengapa perekrutan yang dilakukan berjalan dengan baik (gagal).
-   Perencanaan pekerjaan adalah bagian integral dari strategi perusahaan dan proses perencanaan SDM. Perencaanaan personalia adalah langkah pertama dalam proses perekrutan dan seleksi. Dengan mudah kita dapat memandang proses ini sebagai serangkaian rintangan, seperti:
1.      Tentukan posisi yang harus Anda isi dengan merencanakan dan memprediksi personel.
2.      Panggillah calon karyawan untuk pekerjaan ini dengan merekrut calon wawancara eksternal.
3.   Mintalah para pelamar untuk mengisi formulir aplikasi dan mengikuti wawancara penyaringan awal.
4. Gunakan teknik seleksi seperti ujian, pemeriksaan latar belakang, dan ujian fisik untuk mendapatkan calon karyawan yang dapat bertahan.
5.     Tentukan kepada siapa tawaran itu diberikan, dengan meminta penyelia dan (barangkali) yang lain dalam tim untuk mewawancarai calon yang bertahan.

-   Perekrutan eksekuif adalah agensi pekerjaan khusus yang dipertahankan oleh pengusaha untuk mencari bakat manajemen puncak untuk klien mereka.

-   Tiga tahap rekrutmen dan seleksi adalah:
1.      Defining Requirements
       Mempersiapkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi; memutuskan syarat dan kondisi pekerjaan.
2.      Attracting Candidates
    Meninjau dan mengevaluasi alternatif sumber pelamar, dalam dan di luar perusahaan, iklan, menggunakan agen dan konsultan.
3.      Selecting Candidates
   Aplikasi penyaringan, wawancara, pengujian, menilai calon, pusat penilaian, menawarkan pekerjaan, mendapatkan referensi, mempersiapkan kontrak kerja.

-     Ada 7 perencanaan yang dikembangkan oleh Rodger:
1. physical make-up – kesehatan fisik, penampilan dan pidato
2. attainments – pendidikan, kualifikasi dan pengalaman
3. general intelligence – kapasitas intelektual yang mendasar
4. special aptitudes –  kemampuan yang dimiliki
5. interests – intelektual, praktis, konstruksi, aktif secara fisik, sosial, seni
6. disposition – akseptabilitas, pengaruh terhadap orang lain, kemantapan, ketergantungan, kemandirian
7. circumstances – keadaan dalam negeri, pekerjaan keluarga. 

E-rekrutmen atau online rekrutmen menggunakan alat berbasis web seperti publik suatu perusahaan situs internet atau intranet sendiri untuk merekrut staf . Proses e-rekrutmen terdiri menarik, penyaringan dan pelacakan pelamar, memilih, dan menawarkan pekerjaan atau menolak kandidat. 



 



Daftar Pustaka:

  • Dessler, Gary. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
  • Bahan Ajar: E-book Modul HRM 08

Review Jurnal Kelompok



Review presentasi jurnal kelompok tanggal 17 Sept :
-   Kelompok  4  “Penerapan terapi  realitas untuk membantu coping stress pada wanitia pekerja seksual dengan HIV positive”
Penulis : Tatik Imadatus Sa’adati
Rumusan masalah : Bagaimana efektifitas terapi  realitas dalam mengatasi stress pada wanitia pekerja seksual yang mengidap HIV positif.
Sample : 2 orang wanita pekerja seksual.
Teknik pengumpulan data : Wawancara, Observasi dan Alat tes psikologi.
Tujuan penelitian : HIV terjangkit oleh wanitia stigma negative, peneliti ni ingin membantu agar wps menghadapi sumber stress, dan menhadapi realita mengidap HIV tetapi hidup harus berlangsung.
Peneliti mencari tahu dulu tentang tempat untuk mendapatkan sample akhirnya ditemukan di doli 60% wps positive HIV.

-      Kelompok 5 “Subjective well being pada anak dari orang tua yang bercerai”
Penulis : Pracasta samya dewi & Muhana sofiati utami
Metode : Wawancara mendalam, Observasi, dan self report.
Karakteristik sample : 18-21 th, alasan memilih usia 18-21 th karena mereka memiliki pengalaman lebih baik dan memiliki pemikiran operasional.
Analisis menggunakan : Open coding, Axial coding dan Selective coding.
Cara penelitian menemukan sample adalah melakukan pengecekan ulang pada subjek.
Subjective well-being adalah kesejahteraan anak. Evaluasi yang dilakukan seseorang terhadap kehidupannya.

-      Kelompok 7 “Dampak psikososial enuresis pada remaja putri”
Penulis : Erni Agustina Setiowati
Masalah penelitian : Bagaimana dampak psikososial enuresis pada remaja putri?
Subjek penelitian : Seorang remaja putri berusia 13 tahun.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui dari dampak psikososial enuresis pada remaja putri, apakah ada faktor yang mempengaruhi dalam keseharian dalam kualitas hubungan subjek dengan orang tua, saudara, dan teman sekolah.
Metode pengumpulan data : Wawancara dan Observasi.
Tujuan penelitian berdasarkan fenomena yaitu enurosis karena gangguan fisik diabaikan dan ingin mengetahui dampak psikologisnya apa?
Kelemahan penelitian : Dalam penelitian ini hanya mengambil satu subjek.
Kelebihan penelitian : Penelitian menangani subjek dengan lebih detail karena hampir semua informasi tentang subjek memudahkan penelitian, memiliki waktu lebih untuk melakukan observasi dan memfokuskan pada satu subjek.
Sumber Jurnal:
-       Kelompok 4 : Jurnal Penelitian Psikologi 2011, Vol. 02, 229-245
-       Kelompok 5 : Jurnal Psikologi Volume 35, No. 2 Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
-       Kelompok 7 : http://fpsi.unissula.ac.id /index.phpoption=com_content&view=article&id=185&Itemid=139

Pembahasan kelompok 3 mengenai Masalah Kode Etik :
1.    Mengharuskan peneliti untuk menghindari semua prosedur yang dapat menyakiti subjek, baik secara psikis maupun fisik.
2.     Meminta izin kepada sujeknya untuk pencatatan, dan perekaman. Jika subjek dibawah umur tanyakan ke wali atau orang tua.
3. Peneliti tidak boleh mengungkapkan identitas kecuali jika diizinkan. Hanya untuk psikolog identitasnya, gunakan inisial jika diakademik.
Sumber :

  • Buku Psikologi edisi 5 th 1999.